Diposkan pada FF ~ FanFiction, VIXX

[FanFict] I’ll Protect You (Hakyeon x Taekwoon x Leo [VIXX]) #4

i'll protect you 2

Saat mobil Hakyeon memasuki pekarangan Seoul High School, semua siswa dan siswi akan mengalihkan pandangannya ke mobil tersebut. Karena isu hubungan gelap antara guru dan murid yang sangat ramai dibicarakan.

Ya, tentang Hakyeon dan Taekwoon.

Guru muda yang langsung menjadi pembicaraan saat ia mulai mengajar di Seoul High School. Dan juga kutu buku yang terlalu sering dibully oleh Taehee dan teman – temannya.

Tapi saat seorang siswa yang keluar dari mobil Hakyeon terlihat sangat berbeda, semua siswa dan siswi langsung memperhatikannya.

Because, damn! He’s really hot.

Dengan rambut pirangnya yang berantakan, seragam yang bahkan tidak terpasang rapi, tindikan di telinga kirinya, rambutnya yang pendek namun tidak beraturan, semuanya terlihat sangat keren.

“Itu Jung Taekwoon.”

“Yang benar saja!”

“Kutu buku itu kenapa telihat keren sekali?”

“Woah, Jung Taekwoon berubah menjadi seorang pangeran tampan.”

Dan yang dibicarakan hanya mengeluarkan seringaiannya yang khas. Kemudian ia membuka pintu belakang mobil Hakyeon. Dan keluarlah seorang siswa lain dengan penampilan 180° berbeda dari siswa pertama.

“Itu Jung Taekwoon!”

“Lalu siapa yang sebelumnya?”

“Wajah mereka mirip sekali.”

“Gila! Aku tidak percaya ini.”

Dan siswa berambut blonde tersebut hanya tetap mengeluarkan seringaiannya.

‘Tetaplah tidak percaya. Karena semakin kalian tidak percaya, semakin kalian terjatuh dalam lubang buatan kalian sendiri.’

.

.

.

I’ll Protect You

 

.

Neo Story (Hakyeon x Taekwoon x Leo)
.

Author : Elizabeth Lee

.

Warning : typo, OOC, boyxboy, Polyamory, slight!violence, bad!Leo, uke!Taekwoon, seme/uke!Leo, seme!Hakyeon

.

If you don’t like, just read, don’t bash

.

Don’t You dare to copy this fanfiction WITHOUT my permission

.

.

.

Seluruh siswa – siswi kelas 3 – 1 sedang heboh membicarakan tentang Jung Taekwoon.

Kutu buku kelas 3 – 1 tersebut memiliki saudara kembar yang jauh berbeda dengan Taekwoon. Tentu saja hal tersebut akan menjadi pembicaraan paling hangat di kelas 3 – 1. Bahkan di seluruh penjuru Seoul High School.

Tapi tidak untuk Taehee, Seung Hyun, dan Yoo Seung.

Saat mereka tahu Leo mulai menunjukkan dirinya, mereka hanya bisa terdiam dengan wajah yang pucat. 1 bulan setelah masalah di ruang kepala sekolah. Dan mereka masih beruntung dengan skors 1 bulan yang di berikan oleh Lee Gyojangnim.

Dan sekarang muncul masalah yang sebenarnya.

“Gila! Bagaimana mungkin Jung Taekwoon punya saudara kembar. Bahkan dia tidak pernah memberitahukannya pada kita.” Ujar Choi Junhyuk.

“Ya! Ya! Dia bahkan jarang berbicara selama sekolah disini.” Balas Kim Jung Woo.

“Itu karena kalian yang keterlaluan.” Ujar Go Sohyun.

“Ya! Kami bahkan tidak melakukan apapun. Kenapa kau menyalahkan kami?” Tanya Kim Daegun.

“Kalian bahkan tidak membelanya saat Taekwoon dibully oleh 3 orang tidak berguna itu.” Jawab Bang Minah.

“Kenapa baru sekarang menyalahkan kami?” Tanya Lee Joo Heon.

“Kalian ingin kusalahkan sejak kelas 1?” Tanya Tia Hwang Cuevas.

“Ya Tia! Kau bahkan baru masuk ke sekolah ini saat kelas 2.” Ujar Kim Jung Woo yang dibalas dengan tawa dari Tia, Minah dan Sohyun.

“Tapi, bagaimana jika Jung Taekwoon yang mengubah penampilannya? Bukannya yang tetap terlihat seperti kutu buku itu.” Ujar Choi Junhyuk.

“Kau masih penasaran ya?” Tanya Bang Minah.

“Mana mungkin! Jung Taekwoon itu tidak pernah mengangkat kepalanya. Bagaimana mungkin sekarang ia berubah menjadi berandalan seperti itu?” Tanya Kim Jung Woo. Memotong Choi Jun Hyuk yang ingin menjawab pertanyaan Bang Minah.

“Tentu saja. Bagaimana mungkin Jung Taekwoon berubah menjadi berandalan sepertiku?”

Dan saat mendengar suara tersebut, para siswa dan siswi yang sedang bergosip tersebut mengalihkan pandangan mereka ke arah sumber suara. Dan disana terlihat Leo yang sedang mengeluarkan seringaiannya dan Taekwoon yang menunduk.

“Minggir. Kalian membuat kami tidak bisa duduk.”

Dan setelah Leo berkata seperti itu, semua siswa dan siswi yang tadi bergosip langsung kembali ke tempat duduknya masing – masing dengan cepat.

That’s Jung Leo.” Ujar Tia.

“Benar. Aura mengerikan itu terasa sekali saat dia berbicara.” Balas Lee Joo Heon.

You’re crazy. Kalian seperti memiliki 9 nyawa layaknya kucing. You dare talk about Jung Leo when he is behind you.” Ujar Shannon Williams.

“Shannon, Korea! Tolong berbicara dengan bahasa Korea saat berbicara dengan kami.” Balas Kim Daegun.

“Cha seonsaengnim menuju kemari!” Teriak Im Jung Hoon. Yang kemudian ditanggapi dengan seluruh siswa dan siswi kelas 3 – 1 dengan kembali ke kursi mereka masing – masing.

Melupakan pembicaraan mereka tentang Jung Leo dan Jung Taekwoon.

~0~0~0~0~

Bel yang menandakan jam makan siang sudah berbunyi dan Semua siswa langsung berjalan menuju cafeteria.

Kecuali Taekwoon dan Leo.

Sebenarnya Leo sudah kelaparan. Tapi Taekwoon tidak segera bangun dari kursinya. Taekwoon hanya duduk di kursinya dan menunduk. Seperti sedang memikirkan sesuatu.

“Taekwoonie, aku sudah kelaparan. Ayo kita ke cafeteria.” Ujar Leo. Sepertinya dia sudah tidak tahan lagi.

Namdongsaengnya memang suka sekali terdiam seperti itu. Membuatnya jengkel.

“Taekwoonie, kau tahu aku bukan orang yang sabar sepertimu kan?” Tanya Leo. Tapi jawabannya masih sama. Taekwoon tetap terdiam.

Habis sudah kesabaran Leo.

Leo langsung bangun dari kursinya dan berjalan mendekati namdongsaengnya tersebut.

“Jung Taekwoon!” Ujar Leo sambil menggebrak meja Taekwoon. Membuat Taekwoon melonjak kaget.

Hyung…” Balas Taekwoon dengan wajah yang masih menunjukkan ekspresi kagetnya.

“Ayo makan. Aku sudah kelaparan.” Ujar Leo dengan ekspresi datarnya yang terkenal.

N-Ne…”

Setelah membalas ucapan Leo, Taekwoon langsung beranjak dari mejanya. Leo langsung berbalik dan berjalan menuju pintu di belakang kelas. Diikuti oleh Taekwoon.

Sedari tadi, yang ada di pikiran Taekwoon adalah tentang Leo. Hyungnya mengambil langkah yang sangat mengerikan menurut Taekwoon. Mengulang kembali masa SMA-nya di Korea, membuat masalah di hari  pertamanya sekolah, dan sekarang dengan membeberkan identitasnya.

Taekwoon hanya bisa menghela nafas berkali – kali saat menghadapi tingkah Leo.

Dan hal yang paling Leo benci adalah berjalan dengan hyungnya di koridor sekolah seperti ini. Mereka hanya akan menjadi tontonan dan bahan gossip terbaru. Dan pasti hyungnya yang tampan itu akan menjadi mangsa seluruh siswi Seoul High School.

“Kau tahu, kebahagiaanmu di sekolah ini sudah terkikis habis karena kebiasaanmu menghela nafas itu.” Ujar Leo tiba – tiba sambil merangkul Taekwoon. Mengabaikan semua tatapan membunuh yang tertuju ke arah mereka.

Taekwoon hanya tersenyum ke arah hyungnya yang lebih tinggi darinya 2 cm.

“Ayolah, kau harusnya senang hyungmu yang tampan ini memilih mengulang tahun terakhinya di SMA ini untuk menemanimu.” Ujar Leo sambil berpura – pura kecewa. Yang dibalas Taekwoon dengan tawa manisnya.

“Hakyeon hyung lebih tampan darimu.” Balas Taekwoon dengan senyumnya yang manis tersebut.

“Kenapa membandingkanku dengan Hakyeon hyung? Jelas kau akan mengatakan Hakyeon hyung lebih tampan dariku karena hyung lebih dewasa dariku.” Ujar Leo sebal.

Eum! Leo hyung masih seperti saat kita berumur 10 tahun.” Balas Taekwoon yang kemudian tertawa.

Tapi tidak dengan Leo.

Leo menatap tajam ke arah Taekwoon.

“Jung Taekwoon…”

Kemudian Taekwoon langsung melepaskan rangkulan Leo dan berlari meninggalkan Leo.

“Jung Taekwoon! Berhenti atau aku akan membawa Leon ke Amerika!” Teriak Leo yang juga ikut berlari mengejar Taekwoon.

Tapi Taekwoon tetap berlari tanpa tahu kalau beberapa detik kemudian, ia menabrak seseorang. Membuat senyuman di wajah Leo dan Taekwoon langsung menghilang.

“Hei! Dimana matamu! Apa kau tidak melihat aku yang sedang berjalan?!”

Astaga, masalah lagi…

.

.

.

To Be Continue

Diposkan pada FF ~ FanFiction, VIXX

[FanFict] I’ll Protect You (Hakyeon x Taekwoon x Leo [VIXX]) #3

i'll protect you

“Hong Seonsaengnim, aku ingin kau yang pergi ke Departemen Pendidikan hari ini.”

“Ne? Bukankah gyojang seonsaengnim yang harusnya kesana?”

“Tidak bisa. Sepertinya akan ada badai hari ini. Anakku membuat masalah di hari pertamanya.”

“Ah, baiklah kalau begitu.”

“Aku mohon bantuannya, Hong seonsaengnim.”

“Tentu gyojang seonsaengnim.”

.

.

.

I’ll Protect You

.

Neo Story (Hakyeon x Taekwoon x Leo)
.

Author : Elizabeth Lee

.

Warning : typo, OOC, boyxboy, Polyamory, slight!violence, bad!Leo, uke!Taekwoon, seme/uke!Leo, seme!Hakyeon

.

If you don’t like, just read, don’t bash

.

Don’t You dare to copy this fanfiction WITHOUT my permission

.

.

.

Pagi ini semua terlihat biasa. Hakyeon yang akan mengajar di kelas 3, Taekwoon yang tetap saja diam meskipun Leo berada di dekatnya. Leo yang dingin namun tetap berusaha melindungi adiknya. Suasana kelas 3 – 1 yang tetap saja ramai.

Tapi siangnya, semuanya memburuk.

Leo dipanggil ke ruang kepala sekolah. Taekwoon yang merasa bahwa ini juga kesalahannya memilih ikut bersama Leo. Hakyeon juga ikut di panggil.

Dan saat Leo dan Taekwoon sampai di ruang kepala sekolah, di dalam ruangan sudah ada orang tua dari Taehee, Yooseung dan Seunghyun. Termasuk Taehee, Yooseung dan Seunghyun sendiri.

Hakyeon juga sudah berada disana. Ia berdiri di sebelah kepala sekolah yang terlihat menunggu kedatangan Leo.

“Ah, aku tidak menyangka Taekwoon akan ikut. Tapi tak apa. Masuk ke dalam dan duduk di sebelah kiri.” Ujar Lee Gyojangnim.

Taekwoon dan Leo langsung berjalan masuk dan duduk di kursi yang disebutkan oleh Lee Gyojangnim.

“Kita bisa mulai rapatnya kalau begitu. Silahkan Taehee omonim, Yooseung omonim, Seunghyun omonim.” Ujar Lee Gyojangnim.

“Jadi begini gyojang seonsaengnim, uri Yooseung mengatakan kalau mereka di bully oleh siswa bernama Leo.” Ujar Yooseung omonim.

“Ya, Seunghyun juga berkata seperti itu. Katanya mereka tidak melakukan apapun. Tapi mereka malah di bully oleh Leo. Kudengar dia juga baru bersekolah disini kemarin.” Ujar Seunghyun omonim.

“Taehee omonim, apa keluhan anda juga sama?” Tanya Lee Gyojangnim.

“Ya.” Jawab Taehee omonim.

“Sebelum aku memutuskan, aku butuh bukti dan juga penjelasan dari Leo. Cha seonsaengnim, tolong carikan rekaman CCTV kelas 3 – 1 disaat kasus tersebut sedang terjadi.”

Mendengar kata – kata Lee Gyojangnim, Taehee, Seunghyun dan Yooseung membulatkan mata mereka. Rencana mereka untuk membuat Leo keluar dari sekolah ini sepertinya akan berantakan karena ucapan dari kepala sekolah mereka.

“Ne, gyojang seonsaengnim.” Ujar Hakyeon yang kemudian keluar dari ruangan kepala sekolah.

“Leo, apa perlu aku menelpon appamu?” Tanya Lee Gyojangnim.

Ani. Umma saja sudah cukup.” Jawab Leo.

“Baiklah. Kalau begitu aku ingin tahu penjelasan darimu.”

Leo langsung menatap ke arah Taehee, Yooseung dan juga Seunghyun yang berdiri di belakang ibu mereka.

“Aku tidak tahu kalau kalian akan memakai cara kotor seperti ini. Bukan mulut kalian saja yang kotor. Tapi cara kalian menyelesaikan masalah juga kotor.”

“Apa kau bilang? Jaga bicaramu anak muda!” Ujar Yooseung omonim. Ia tidak terima dengan kata – kata dari Leo.

“Lihat saja tingkahnya. Bahkan dari penampilannya saja sudah kelihatan kalau anak ini bermasalah. Gyojang seonsaengnim, kita tidak perlu mendengarkan penjelasannya. Langsung saja skors anak ini. Kalau perlu keluarkan dia dari sini.” Ujar Seunghyun omonim.

“Aku mohon tenang. Aku tetap akan mendengar penjelasan dari Leo.” Balas Lee Gyojangnim.

“Tapi aku tidak ingin mendengar penjelasan dari anak tidak tahu aturan sepertinya. Setidaknya lepaskan topimu itu.” Ujar Taehee omonim.

“Sebenarnya aku ingin merahasiakan identitasku ini. Tapi jika anda memaksa, aku bisa apa.” Jawab Leo sambil tersenyum sinis. Kemudian, ia melepaskan topinya. Memperlihatkan rambutnya yang bergelombang panjang persis seperti Taekwoon. Bedanya hanya dari warnanya saja. Dan juga memperlihatkan wajahnya yang sama persis dengan Taekwoon. Membuat semua yang ada disana terkejut. Kecuali Taekwoon dan Lee Gyojangnim.

“Ka-kau…” Ujar Taehee.

“Kalian kembar?” Tanya Yooseung tidak percaya.

“Tidak mungkin…” Bisik Seunghyun.

Mereka benar – benar mirip. Bedanya hanya di warna rambut dan penampilan mereka. Jika Taekwoon berpenampilan rapi dengan kacamatanya, Leo berpenampilan seperti preman sekolah.

“Ya, aku hyung dari Taekwoon. Jadi, bisakah kita kembali ke permasalahan awal?” Tanya Leo dengan ekspresi dinginnya.

“Tidak, aku masih ingin bertemu dengan orang tuamu. Kau berkata kalau umma-mu akan kemari kan? Sekarang dimana dia?” Tanya Taehee omonim.

“Dia sudah disini.” Ujar Lee Gyojangnim.

Ne?” Tanya para orang tua sambil menatap Lee Gyojangnim.

Dan saat mereka menatap Lee Gyojangnim yang tersenyum, mereka langsung tahu bahwa umma dari Leo dan Taekwoon adalah kepala sekolah dari Seoul High School. Dan jika umma dari Leo dan Taekwoon adalah sang kepala sekolah, berarti appa Leo dan Taekwoon adalah kepala yayasan.

Orang tua mereka adalah orang yang paling berpengaruh di Seoul High School sekaligus di dunia pendidikan Korea Selatan.

Oh, rasanya Taehee, Yooseung dan Seunghyun ingin menenggelamkan diri mereka di lautan. Karena mereka sudah menggali kuburan mereka sendiri.

“Jadi, bisakah kita lanjutkan?” Tanya Lee Gyojangnim. Membuat orang tua serta anak – anak mereka tersadar dari keterkejutan mereka.

“A-ah ne.” Jawab Seunghyun omonim.

“Leo, lanjutkan.” Ujar Lee Gyojangnim.

Leo langsung menatap Yooseung, Taehee dan Seunghyun.

“Ah… Aku sudah menggali kuburanku sendiri. Itu yang ada di pikiran kalian kan?” Tanya Leo.

Dan melihat dari ekspresi wajah mereka yang sudah memucat, Leo langsung mengeluarkan seringaiannya yang memang menakutkan. Leo tahu jawabannya.

“Aku sebenarnya tidak ingin mengatakan ini. Karena ini pasti akan membuat kalian ingin segera menyingkirkanku. Tapi sepertinya, aku akan menggali kuburan kalian.” Ujar Leo.

“Leo haksaeng, seharusnya kau memikirkan kata – kata yang keluar dari mulutmu itu. Aku sudah tidak memperdulikan siapa orang tuamu karena dari kata – katamu saja, kau pasti bukanlah anak penurut dan selalu membuat masalah.” Balas Taehee omonim.

“Ah omonim, kau sangat mengerti diriku. Karena aku memang pembuat onar di Amerika. Tidak ada yang tidak mengenalku disana. Jadi jika luka – luka yang kubuat pada anak anda hanya luka kecil seperti itu, anda harusnya bersyukur aku belum mengantarkannya ke rumah sakit.”

“Leo haksaeng!” Ujar Seunghyun omonim dan Yooseung omonim.

Hyung, jangan seperti itu.” Ujar Taekwoon sambil menggenggam lengan kanan Leo dengan kuat.

Leo yang mendengar namdongsaengnya mengatakan hal itu langsung menarik nafas dan membuangnya. Ia berusaha untuk tenang karena ia tidak ingin Taekwoon harus kembali ke rumah sakit karenanya.

Dan setelah Leo meresa tenang, ia kembali tersenyum dingin.

Umma, kau harus tahu ini sekarang juga. Karena aku sudah tidak bisa menyimpannya lagi.”

Dan kata – kata Leo membuat Lee Gyojangnim menatapnya dengan serius. Karena sepertinya, anak tertuanya akan mengatakan hal yang penting. Tidak seperti tadi yang hanya bermain – main.

“Taehee, Yooseung dan Seunghyun sudah membully Taekwoon sejak mereka masih kelas 1.” Ujar Leo membuat Lee Gyojangnim membulatkan matanya.

“Belum. Belum saatnya umma berteriak karena ini belum semuanya.” Ujar Leo lagi yang sudah hafal dengan apa yang akan dilakukan ummanya jika beliau tahu yang sebenarnya.

“Mereka membuat Taekwoon harus mengerjakan tugas – tugas mereka, menyuruh Taekwoon untuk membeli makanan atau minuman. Jika mereka tidak puas, mereka akan memukul Taekwoon tapi tidak di wajahnya. Mereka akan menendang kakinya jika Taekwoon tertidur di kelas. Mereka pernah menyiram Taekwoon dengan jus jeruk dan juga air mineral. Mereka menumpahkan jatah makan siangnya. Mereka mengambil uang bulanan dari appa dan setelah itu mereka habiskan untuk bersenang – senang. Tanpa tahu jika uang itu sebenarnya untuk membeli obatnya.”

Dan saat mendengar kata – kata Leo, Yooseung, Taehee serta Seunghyun hanya bisa membulatkan matanya. Bagaimana Leo bisa mengetahuinya?

“Bagaimana aku mengetahuinya? Itu mudah karena mata – mataku tersebar ke seluruh Seoul. Jarak 10 langkah dari Taekwoon adalah mata – mataku. 30% murid Seoul High School adalah mata – mataku. Mereka melihat dan memberitahukannya padaku.”

Yooseung, Taehee dan Seunghyun langsung merutuki diri mereka. Mereka terlalu bodoh karena tidak pernah menyadarinya. Sedangkan para orang tua hanya bisa terkejut. Orang tua dari Yooseung, Taehee dan Seunghyun tidak pernah mengira kalau anak mereka akan berbuat seperti itu.

“Dan untuk yang kali ini, aku baru mendengarnya.” Ujar Leo. Membuat semua pandangan mata kembali terarah kepadanya.

“Mereka menyebut namdongsaengku seorang pelacur dan menyebut tunangannya seseorang yang tak bermoral.” Saat berkata seperti itu, Hakyeon baru saja masuk ke dalam gyojangsil.

“Mereka berkata bahwa Hakyeon hyung hanya menginginkan tubuh adikku. Tanpa tahu kebenarannya.”

“Leo hyung, jangan katakan.” Ujar Taekwoon memotong kata – kata Leo.

“Tidak bisa. Aku harus mengatakannya agar mereka bisa berhenti melakukan hal – hal kotor itu.” Balas Leo.

Umma, Hakyeon hyung…” Ujar Taekwoon meminta bantuan.

“Biarkan Leo mengatakannya.” Ujar Lee Gyojangnim.

“Tapi…”

“Taekwoonie, biarkan Leo mengatakannya.” Ujar Hakyeon sambil menyentuh bahunya lembut.

Dan Taekwoon hanya bisa menundukkan kepalanya dan menggenggam tangan kanan Hakyeon yang berada di bahunya.

“Cha seonsaengnim yang kalian kenal adalah tunangan Taekwoon.” Ujar Leo kemudian. Membuat Yooseung, Taehee, Seunghyun dan orang tua mereka kaget. “Dan juga tunanganku.” Lanjutnya lagi.

“Yang benar saja?! Apa kau waras saat mengatakan hal itu?!” Tanya Seunghyun omonim.

“Ini tidak masuk di akal.” Ujar Taehee omonim.

“Kalian tidak percaya? Lihat ini.”

Leo dan Hakyeon langsung mengangkat tangan kanan mereka. Dan di jari manis mereka, terpasang cincin yang sama. Leo yang menyadari jika Taekwoon tidak mengangkat tangannya langsung menggenggam pergelangan tangan kanan Taekwoon dan mengangkatnya dengan tangan kirinya. Memperlihatkan cincin yang sama.

Mereka memang bertunangan.

“Jadi, cobalah untuk mengganggu Taekwoon lagi. Dan aku akan membuat kalian menyesal.”

Setelah itu, Taekwoon langsung tidak sadarkan diri. Semuanya terlalu berat untuk tubuhnya yang lemah.

Dan keinginan Leo untuk tidak membawa Taekwoon ke rumah sakit sepertinya tidak terkabul. Karena mereka harus membawa Taekwoon secepatnya ke rumah sakit.

Sepertinya kasus ini tidak akan selesai dengan cepat seperti perkiraan Lee Gyojangnim.

.

.

.

To be Continue

 

Diposkan pada FF ~ FanFiction, VIXX

[FanFict] I’ll Protect You (Hakyeon x Taekwoon x Leo [VIXX]) #2

i'll protect you

“Taehee, aku bosan.” Ujar seorang namja yang memakai name tag bertuliskan ‘Seo Yoo Seung’.

“Memangnya kau saja yang bosan? Aku dan Seunghyun juga bosan.” Balas Taehee, Lee Taehee, dengan sebal.

“Ayo kita ganggu seseorang.” Ajak Seunghyun, Lee Seunghyun.

“Yang benar saja. Kalian tidak ingat kalau jam pertama pelajaran Song seonsaengnim? Kalian mau kita mati dihajar guru mengerikan itu?” Tanya Taehee bertubi – tubi pada Seunghyun dan juga Yooseung.

“Ah… benar juga. Aku lupa kalau jam pertama itu Song seonsaengnim.” Ujar Seunghyun.

“Makanya kalau bicara dipikir dulu. Kau ini.” Yooseung sambil memukul kepala Seunghyun cukup keras. Membuat sang korban meringis kesakitan.

“Lagi pula, kalian ingin mengganggu siapa sih?” Tanya Taehee penasaran.

“Jung Taekwoon!” Jawab Seunghyun dan Yooseung bersemangat.

Aigo, otak kalian sudah mulai berhenti berpikir sepertinya. Kalau namja yang kemarin tahu, kita bisa dibunuh olehnya.” Ujar Taehee. Dia benar – benar tak habis pikir dengan tingkah teman – temannya yang bodoh ini.

Namja kemarin kan tidak ada disini. Untuk apa takut? Ini kesempatan kita untuk menyelesaikan masalah kemarin.” Ujar Yooseung.

“Ayolah Tae… Kau harus mau…” Bujuk Seunghyun.

“Tapi nanti. Jam Song seonsaengnim akan segera dimulai. Dan aku hanya akan melihat saja.” Ujar Taehee yang terbujuk kata – kata Seunghyun dan Yooseung.

Yes!!” Balas Yooseung dan Seunghyun sambil melakukan high five.

Yaedul-ah!” Teriak sang ketua kelas, Na Dokyun. Membuat perhatian Taehee, Yooseung dan Seunghyun, serta seluruh siswa kelas 3 – 1 teralihkan padanya.

“Jam pelajaran kita kosong sampai jam makan siang.” Ujar Dokyun yang mengundang teriakan dari penghuni kelas 3 – 1.

Show time.” Ujar Taehee sambil menyeringai.

.

.

.

I’ll Protect You

.

 

Neo Story (Hakyeon x Taekwoon x Leo)
.

Author : Elizabeth Lee

.

Warning : typo, OOC, boyxboy, Polyamory, slight!violence, bad!Leo, uke!Taekwoon, seme/uke!Leo, seme!Hakyeon

.

If you don’t like, just read, don’t bash

.

Don’t You dare to copy this fanfiction WITHOUT my permission

.

.

.

Leo masih pada kegiatannya mengusap kepala Taekwoon dengan lembut. Tangan kirinya ia gunakan untuk mengusap kepala Taekwoon, dan tangan kanannya ia gunakan untuk memegang sebuah novel yang dibacanya.

Ia sangat menyukai saat – saat seperti ini.

Saat – saat dimana ia bisa memanjakan namdongsaengnya. Memberikan kasih sayang yang berlimpah. Memberikan semua perhatiannya pada Taekwoon.

Hanya pada Taekwoon dan Hakyeonlah, Leo akan melunak seperti ini. Ia akan membuat namdongsaeng dan namjachingunya tertawa dengan ceritanya saat ia berada di Amerika. Ia akan membuat khawatir Taekwoon dan Hakyeon jika mereka melihat memar – memar di wajah Leo.

Bahkan Hakyeon selalu ingin menyusul Leo ke Amerika jika sudah melihat bekas luka di wajah Leo yang sama persis dengan Taekwoon. Ia ingin melindungi kucing kecilnya yang tersesat di Amerika sana. Tapi ia langsung ingat dengan jarak yang memisahkan mereka. Belum lagi dengan Taekwoon yang harus ia jaga. Masih ada kucing kecil yang lainnya yang perlu Hakyeon jaga dengan baik. Taekwoon.

Saat sedang menikmati waktunya yang sangat menyenangkan, Leo harus dikejutkan dengan gerakan Taekwoon yang tiba – tiba.

Ternyata Taehee, Seunghyun dan juga Yooseung sudah berada di samping Taekwoon. Yooseung tadi menendang kaki kirinya dengan keras. Hingga membuat Taekwoon langsung bangun dan berdiri. Ia tidak memperdulikan rasa pusing yang ia alami dan kaki kirinya yang mulai nyeri. Ia hanya ingin segera lepas dari orang – orang ini.

“Enak sekali kau tidur. Kau lupa dengan urusan kita kemarin?” Tanya Seunghyun tidak senang.

“Kau bahkan belum meminta maaf. Dan sekarang? Wah, daebak.” Ujar Yooseung.

Tapi Taekwoon tetap diam karena ia tidak tahu harus bilang apa. Ia tidak ingin Leo terlibat dengan masalahnya. Walau ia tahu alasan Leo pindah kemari agar Taekwoon bisa menjalani tahun terakhirnya dengan tenang.

“Dengarkan aku baik – baik Jung Taekwoon. Kau hanya beruntung kemarin. Sangat beruntung. Kalau tidak, kau pasti sudah terbaring di ranjangmu sekarang. Terluka dan tidak bisa bergerak.”Ujar Seunghyun dengan tatapan mengintimidasinya. Jangan lupakan nada suaranya yang merendah.

“Seharusnya kau meminta maaf. Bukannya kami yang harus mendatangimu seperti ini.” Lanjut Seunghyun dengan tangannya yang berpura – pura merapikan jas sekolah Taekwoon.

Leo yang mendengar semua kata – kata Seunghyun dan Yooseung langsung berdiri. Ia menghampiri Taekwoon, Seunghyun, dan juga Yooseung.

“Singkirkan tanganmu yang menjijikkan darinya.” Ujar Leo dingin sambil menepis tangan Seunghyun. Leo juga berdiri di depan Taekwoon. Berusaha melindungi adiknya.

“Anak baru, lebih baik kau tidak ikut campur.” Ujar Yooseung.

“Ah, aku lihat tadi kau mengusap kepalanya. Jangan sampai kau tertipu dengan sikap manis pelacur ini. Keahliannya memang menjerat namja sepertimu.” Ujar Seunghyun sambil menyeringai. Ia mulai menikmati ini.

“Apa katamu?! Beraninya kau–”

“Leo hyung!” Teriak Taekwoon sambil memegang Leo agar Leo tidak memukul Seunghyun.

“Woah… easy boy…” Ujar Seunghyun sambil mundur selangkah ke belakang.

“Tarik kata – katamu atau kalian akan menyesal.” Ujar Leo. Ia benar – benar ingin menghajar wajah menyebalkan Seunghyun.

“Untuk apa kami menarik kata – kata kami? Dia memang pelacur. Terima saja kenyataan itu. Ia selalu berangkat ke sekolah dan pulang ke rumah bersama Cha seonsaengnim. Memangnya kami tidak tahu? Dengan melihat hal itu saja, semua pasti akan percaya kalau Jung Taekwoon adalah seorang pelacur. Cha seonsaengnim juga ternyata seperti itu sifatnya. Selalu menemani Taekwoon hanya karena menginginkan tubuh pelacur ini.”

Dan kata – kata Yooseung membuat Leo langsung menghajarnya. Setelah itu, ia menendang paha kanan Seunghyun hingga ia terjungkal ke arah kiri. Dan karena kejadian tersebut, banyak siswi yang berteriak ketakutan. Dokyun juga sudah berlari menghampiri mereka.

Leo yang memang tidak peduli langsung mencengkeram kerah kemeja seragam Yooseung.

“Apa kata – kataku kemarin belum jelas? Kau membuat masalah dengan Taekwoon, kau mati! Apa kau mau mati secepat itu? Tidak kan.” Ujar Taekwoon yang kemudian melepaskan cengkeramannya dengan kuat. Membuat Yooseung mundur beberapa langkah. Dan menatap Leo dengan raut wajah ketakutan.

Leo lalu berjalan ke arah Seunghyun. Ia kemudian menginjak dada Seunghyun dengan santainya.

“Jung Leo!” Teriak Dokyun.

“Diam disana atau kau juga dalam masalah.” Ujar Leo sambil menatap Dokyun dengan sengit. Kemudian, perhatian Leo kembali pada Seunghyun.

“Kau itu tuli atau apa? Aku sudah katakan kemarin untuk berhenti membuat masalah dengan Taekwoon. Apa pukulanku kemarin kurang?” Tanya Leo.

Dan saat mendengar kata – kata Leo, Seunghyun hanya bisa membulatkan matanya. Taehee yang hanya melihat sejak tadi juga langsung kaget.

“Berani sekali mulut kotor kalian mengatakan hal bodoh seperti itu. Sebelum mengatakannya, pikirkan dengan otakmu itu terlebih dahulu. Cha seonsaengnim yang kalian jelek – jelekkan itu hyungku. Dan tidak ada yang boleh membuat masalah dengan Taekwoon. Apalagi dengan Hakyeon hyung. Kalian menambah daftar kesalahan kalian padaku. Bahkan lebih berat dari yang sebelumnya. Kalau sampai kalian melakukannya lagi, aku tidak segan – segan untuk membunuh kalian.”

Leo langsung menendang tubuh Seunghyun dengan keras. Membuat Seunghyun melenguh kesakitan.

“Sial! Kalian membuatku harus melakukan hal menjijikkan ini.” Ujar Leo yang setelah itu menghampiri Taekwoon dan memeluknya. Namdongsaengnya itu sudah menangis karena ketakutan dengan amarah Leo.

“Sudah selesai?”

Dan pertanyaan tersebut membuat semua murid kelas 3 – 1 mengalihkan perhatian mereka ke arah Hakyeon. Mereka semua kaget karena tidak menyadari kehadiran Hakyeon. Pengecualian untuk Leo dan Taekwoon. Terlihat dari raut wajah Hakyeon yang tidak terbaca, sepertinya Hakyeon sudah ada disana sejak awal.

“Na Dokyun! Lee Taehee! Kalian bawa Yooseung dan Seunghyun ke UKS.” Ujar Hakyeon yang tentu saja langsung di taati oleh Dokyun dan Taehee.

Setelah Dokyun dan Taehee menghilang dari balik pintu bersama Seunghyun dan Yooseung, Hakyeon mengalihkan pandangannya ke semua anak didiknya.

“Lebih baik kalian belajar untuk test nanti. Kalian boleh saja menjelek-jelekkan ssaem. Karena ssaem adalah seorang seonsaengnim, ssaem tidak bisa berbuat apapun. Hak kalian untuk mengatakan hal seperti itu. Walau kalian membenci ssaem, tapi cintailah mata pelajaran yang ssaem ajar. Itu saja sudah cukup untuk ssaem.” Ujar Hakyeon yang kemudian tersenyum. Seperti tidak terjadi apapun.

“Taekwoon-ah, Leo-ah, ayo pergi.” Ujar Hakyeon masih tersenyum.

Leo dan Taekwoon yang mendengar panggilan dari Hakyeon langsung melepaskan pelukan mereka dan berjalan ke arah Hakyeon. Taekwoon langsung menggenggam lengan kiri Hakyeon dengan kencang. Ia takut sekali. Sedangkan Leo berjalan dengan santai.

Tapi saat sudah berada di pintu bagian belakang kelas, Leo langsung membalikkan tubuhnya menghadap ke arah penghuni kelas 3 – 1.

“Sebarkan ini dan akan kubuat kalian tidak bisa tidur dengan nyenyak.”

Dan setelah itu, Leo berjalan keluar menyusul Hakyeon dan Taekwoon.

.

.

.

To Be Continue

Diposkan pada FF ~ FanFiction, VIXX

[FanFict] I’ll Protect You (Hakyeon x Taekwoon x Leo [VIXX]) #1

i'll protect you

“Tidak berguna!”

“Dasar bodoh.”

“Kau bisu. Dan sekarang kau juga tuli?!”

“Benar – benar tidak berguna!”

Taekwoon hanya bisa meringkuk di lantai. Melindungi kepalanya. Dia tidak peduli dengan rasa sakit yang ia rasakan di tubuhnya.

“Bicara bodoh! Kesalahanmu pada kami sangat banyak!”

Tentu saja Taekwoon tidak bisa berbicara. Dengan 3 orang menendangnya. Dan terkadang memukulnya. Ia tidak bisa berbuat apapun selain meringkuk ketakutan.

Keadaan sekolah yang sepi membuat Taekwoon tidak bisa berteriak mencari pertolongan. Lagi pula, tidak ada yang peduli. Keadaan sekolah yang sedang dalam proses belajar mengajar, membuat semua siswa tidak ada yang berani keluar dari kelas mereka. Mereka yang tidak sengaja melewati arah sana, tidak akan berani membela Taekwoon.

Taekwoon benar – benar pasrah sekarang. Ia juga harus menerima omelan Hakyeon setelah ini. Lengkap sudah pernderitaannya.

Tapi tiba – tiba, ada seseorang berlari ke arah mereka. Menendang salah satu siswa yang mem-bully Taekwoon. Sisanya, ia pukul dengan sangat keras. Membuat siswa yang ia pukul terjungkal ke belakang dan terjatuh.

“Berani sekali kalian menyentuhnya.” Ujar orang tersebut sambil berdiri di hadapan Taekwoon. Berusaha melindunginya.

“Siapa kau?! Kau bahkan bukan siswa sekolah ini.”

Ya, penampilannya memang bukan seperti seorang siswa. Karena ia memakai topi untuk melindungi kepala dan wajahnya. Ia juga tidak memakai seragam. Ia memakai kaos putih yang dilapisi jaket kulit berwarna merah bata. Dengan celana jeans berwarna hitam yang sudah robek di bagian lututnya.

“Sayang sekali kalian tidak mengenalku. Tapi aku,mengenal kalian.” Namja tersebut sedikit mengangkat kepalanya. Agar seringai menakutkannya terlihat oleh para pembully tersebut.

“Pergi sejauh mungkin jika kalian melihatku. Jika tidak…”

Namja tersebut memotong kata – katanya. Ia melihat wajah – wajah familiar dari para pembully tersebut.

“Kalian mati.”

.

.

.

I’ll Protect You

.

Neo Story (Hakyeon x Taekwoon x Leo)
.

Author : Elizabeth Lee

.

Warning : typo, OOC, boyxboy, Polyamory, slight!violence, bad!Leo, uke!Taekwoon, seme/uke!Leo, seme!Hakyeon

.

If you don’t like, just read, don’t bash

.

Don’t You dare to copy this fanfiction WITHOUT my permission

.

.

.

Keadaan di sekolah Seoul High School sangat tenang. Karena sudah waktunya pengarahan dari para wali kelas. Tak terkecuali dengan kelas 3 – 1. Sang wali kelas mereka, Cha seonsaengnim, sudah berada di dalam kelas. Walaupun termasuk kelas unggulan, kelas 3 – 1 tidak jauh berbeda dengan kelas lainnya. Siswa dan siswinya sangat berisik. Belum lagi beberapa orang trouble maker yang membuat sang wali kelas harus berpikir keras menghadapi mereka.

Cha seonsaengnim yang hampir kehilangan kesabaran, langsung memukul buku jurnalnya ke podium yang biasa ia gunakan saat sedang melakukan pengarahan dengan keras. Membuat semua siswa terdiam. Kecuali Taekwoon. Karena ia memang sudah tertidur dari tadi.

“Kalau kalian tidak bisa tenang, ssaem akan menyuruh anak baru di depan pintu untuk pulang.”

Dan kata – kata dari Cha seonsaengnim tadi membuat semua murid langsung berteriak. Bahkan sudah mulai bertanya – tanya pada teman di belakang dan depan bangku mereka.

Cha seonsaengnim kembali memukul buku jurnalnya dengan keras ke podiumnya. Membuat semua siswa kembali terdiam.

“Aku sudah bilang agar kalian tenang kan?” Tanya Cha seonsaengnim.

Ne, ssaem!”

“Kalian tidak boleh sibuk sendiri nanti saat murid baru tersebut memperkenalkan dirinya.”

Ne ssaem!”

Cha seonsaengnim langsung tersenyum seperti biasanya. Tidak nampak raut marahnya lagi. Terkadang Cha seonsaengnim sangatlah mengerikan.

“Baiklah. Murid baru, silahkan masuk.”

Dan sang murid baru langsung melangkahkan kakinya memasuki kelas 3 – 1. Sepertinya seorang trouble maker lagi yang akan menambah pekerjaan Cha seonsaengnim. Lihat saja pakaiannya. Kemejanya yang tidak ia masukkan ke dalam celana. Dasi yang dipakai asal – asalan.  Topi yang ia gunakan. Tangan yang keduanya ia masukkan ke dalam saku celananya. Rambutnya yang terlihat pirang. Ransel yang diselempangkan di bahu kanannya.

2 hal yang terlihat rapi dari murid baru tersebut. Celana dan jas sekolah yang terpasang rapi.

“Baiklah, perkenalkan  dirimu.” Ujar Cha seonsaengnim sambil tersenyum ke arah sang murid baru.

“Jung Leo imnida.” Ujar murid baru tersebut dengan suara lembut yang menyeramkan. Tidak ada nada ramah sama sekali dari nada bicaranya.

“Baiklah, karena ssaem tidak akan melakukan pengarahan. Kalian bisa bertanya pada Leo sekarang.” Ujar Cha seonsaengnim, membuat semua siswa langsung bersiap dengan pertanyaannya.

Setelah menunggu beberapa saat, seorang siswa mengangkat tangannya. Name tagnya menuliskan namanya. ‘Im Jung Hoon’.

Setelah Cha seonsaengnim memberikan tanda, Jung Hoon sudah bisa menanyakannya.

“Kau pindahan dari mana?” Tanya Jung Hoon.

“Amerika.” Jawab Leo. Masih dengan nada dinginnya.

Kemudian seorang siswi dengan name tag ‘Go Sohyun’.

“Kenapa kau pindah kemari?” Tanya Sohyun.

“Melindungi namdongsaengku.” Jawab Leo.

“Hanya itu?” Tanya seorang siswa dengan name tag ‘Kim Daegun’.

“Aku tidak peduli dengan nilai.” Jawab Leo.

Dan jawaban tersebut mengundang sorakan dari murid kelas 3 – 1.

“Tenang semua!” Teriak Cha seonsaengnim sambil memukul buku jurnalnya. Lagi.

“Kau benar – benar tidak peduli dengan nilaimu?” Tanya seorang siswa dengan name tag ‘Choi Junhyuk’ masih tidak percaya.

“Untuk apa peduli. Aku sudah lulus di Amerika.”

Dan jawaban Leo membuat teriakan kembali terdengar. Cha seonsaengnim hanya bisa menggelengkan kepalanya. Ia sudah malas menghadapi mereka.

“Lalu kenapa kau sekolah lagi?” Tanya seorang siswi dengan name tag ‘Kim Bohyung’.

“Melindungi namdongsaengku.” Jawab Leo. “Pendengarannya kenapa sih.” Gerutu Leo. Cha seonsaengnim yang mendengarnya hanya tersenyum menahan tawa.

“Kau mewarnai rambutmu ya? Itu kan tidak diperbolehkan.” Tanya Go Sohyun lagi.

Shit!” Umpat Leo. Umpatannya terdengar hingga ke ujung kelas. Membuat siswa siswi kelas 3 – 1 terkejut mendengar suaranya.

“Apa terlihat?” Tanya Leo pada Cha seonsaengnim dengan suara yang sangat pelan.

“Sangat jelas. Kau tidak merapikannya terlebih dulu?” Tanya Cha seonsaengnim pada Leo dengan suara yang pelan.

“Aku terburu – buru tadi. Kau juga tahu.” Jawab Leo dengan suara yang masih memelan dan langsung membalikkan tubuhnya.

Leo lalu membuka topinya. Memperlihatkan rambut pirangnya yang agak panjang dan bergelombang. Leo langsung merapikannya agar tidak menutupi dahinya. Ia baru sadar jika rambut panjangnya yang tidak ia rapikan tadi menarik perhatian teman – teman barunya tersebut. Setelah rapi, ia kembali memakai topinya dan kembali menghadap ke arah teman – teman barunya.

Yaedul-ah, Leo sudah mendapatkan izin dari kepala yayasan soal warna rambutnya. Kalian tidak perlu khawatir.” Ujar Cha seonsaengnim menjawab pertanyaan para siswa dan siswi.

“Apa kau punya yeojachingu?” Tanya seorang siswi dengan name tag ‘Yoon Bomi’. Maknae kelas 3 – 1.

“Aku punya namjachingu.” Jawab Leo. Ia sudah mulai bosan dengan pertanyaan – pertanyaan mereka.

Tapi jawabannya membuat semua siswa dan siswi di kelas 3 – 1 terdiam. Jawaban Leo membuat mereka menatapnya dengan tatapan heran. Ada juga yang menatapnya jijik, sedih, dan lainnya.

Leo yang mendapatkan tanggapan seperti itu langsung menatap Cha seonsaengnim.

Wae? Aku salah?” Tanyanya dengan suara yang cukup terdengar seisi kelas.

Ani. Jangan diambil hati tanggapan mereka.” Jawab Cha seonsaengnim sambil menyentuh tengkuk Leo dan mengusapnya sebentar dengan tangan kirinya.

“Lagipula aku tidak peduli dengan mereka. Terserah mereka saja.”

Dan jawaban Leo tersebut membuat beberapa siswa terlihat marah. Mereka tidak terima dengan jawaban Leo tersebut.

“Leo-ah…” Ujar Cha seonsaengnim.

Tapi Leo tidak peduli.

Cha seonsaengnim hanya menghela nafasnya dan menurunkan tangan kirinya.

“Masih adakah yang ingin bertanya?” Tanya Cha seonsaengnim pada anak – anak didiknya.

Seorang siswi dengan name tag ‘Bang Minah’ mengangkat tangan kanannya. Menandakan kalau ia ingin bertanya. Setelah Cha seonsaengnim memperbolehkannya bertanya, Minah langsung tersenyum.

“Siapa namdongsaengmu?” Tanya Minah.

Hyung, bisa kita hentikan ini? Aku mulai muak.” Ujar Leo pada Cha seonsaengnim. Membuat siswa dan siswi lain terkesiap.

“Baiklah. Yaedul-ah, Leo adalah kenalanku. Tolong jaga dia untuk ssaem, ya. Dia memang seperti ini. Tapi kalian pasti akan bisa cepat berteman dengannya. Dan juga, ssaem ingin–”

“Jangan meminta maaf hyung.” Potong Leo.

“Leo…”

“Tidak. Pertanyaan mereka mulai menyentuh titik kesabaranku.”

Cha seonsaengnim hanya bisa menghela nafasnya lagi.

“Baiklah Leo, kau bisa duduk di belakang Jung Taekwoon. Taekwoon-ah!”

Teriakan dari Cha seonsaengnim membuat Taekwoon yang sedang tertidur langsung terbangun dan menatap Cha seonsaengnim dengan tatapan kebingungannya yang sangat lucu. Tapi karena teriakan Cha seonsaengnimlah yang membuat Taekwoon harus di tatap dengan tatapan tak suka dari seisi kelas.

Dan karena respon itulah, membuat Leo dengan tidak sadar menggenggam tangan kiri Cha seonsaengnim dengan kencang.

“Leo-ah, peluk hyung sekarang.” Ujar Cha seonsaengnim sambil memutar tubuhnya ke kiri dan membuka tangannya. Leo langsung berjalan memeluk Cha seonsaengnim.

“Jaga Taekwoon dengan baik.” Bisik Cha seonsaengnim sambil mengusap punggung Leo.

“Ne, Hakyeon hyung.”

Dan setelah itu, Leo langsung melepaskan pelukannya dan mulai berjalan menghampiri Taekwoon yang setengah terpejam. Sepertinya ia lelah sekali.

Yaedul-ah, jangan lupa test matematika kita setelah jam makan siang. Dan mulailah untuk mengenal Leo lebih dekat. Sampai bertemu nanti siang.” Ujar Cha seonsaengnim yang kemudian melangkahkan kakinya keluar kelas tanpa mendengarkan balasan dari murid – muridnya.

Tapi, ia berhenti di jendela dekat pintu bagian belakang kelas. Ia mengamati Leo yang mengusap kepala Taekwoon dengan lembut. Ia juga melihat Taekwoon yang membalikkan tubuhnya dan duduk menghadap Leo. Sepertinya Leo menyuruh Taekwoon untuk kembali tidur. Terbukti dengan Taekwoon yang kembali merebahkan kepalanya di atas meja berbantal lengan kirinya. Wajahnya menghadap ke tembok.

Cha seonsaengnim, atau Hakyeon masih memperhatikan bagaimana Leo mengusap kepala Taekwoon dengan lembut. Membantu Taekwoon untuk kembali tertidur. Ia juga melihat bibir Leo yang bergerak. Seperti menyanyikan lullaby agar Taekwoon segera memejamkan matanya.

Setelah memastikan Taekwoon dan Leo baik – baik saja, Hakyeon langsung melangkahkan kakinya menuju ke ruang guru. Hakyeon hanya bisa berharap, kalau Leo bisa melindungi Taekwoon.

 

.

.

.

To Be Continue

Diposkan pada DIA [GirlGroup], FF ~ FanFiction, VIXX

[FanFict] My Nerdy Girl #5

My Nerdy Girl - neo

My Nerdy Girl : 2nd Day. Meet My Best Friends.

.

LeoN Story

.

Author : Elizabeth Lee

.

Warning : typo, OOC, GS!Hakyeon&Wonshik&Hyuk, Bullied!Hakyeon

.

Crossposted on Wattpad

.

If you don’t like, just read, don’t bash

.

Don’t You dare to copy this fanfiction WITHOUT my permission

.

.

.

Hari kedua berjalan seperti biasa. Cho Seung Hee belum melakukan apapun sampai saat ini. Tapi Taekwoon tahu, gadis sombong itu akan melakukan hal memalukan lagi pada Hakyeon. Jadi Taekwoon selalu memperhatikan tingkah laku Cho Seung Hee.

Dan semoga saja hari ini tidak akan terjadi apapun.

~0~0~0~0~

Jam istirahat pertama sudah dimulai. Taekwoon dan Hakyeon tidak berniat kemanapun. Jadi mereka hanya duduk di meja mereka dan mengobrol. Membicarakan tentang hal – hal yang tidak penting.

Dan ketenangan Taekwoon beserta Hakyeon harus hancur karena teriakan dari Lee Jaehwan. Sahabat Taekwoon berbeda kelas.

“Taekwoon hyung!!!” Teriak Jaehwan sambil tersenyum lebar.

Di belakangnya, ada Wonshik, Hongbin dan juga Sanghyuk. Hoobae dari kelas 1. Sepertinya mereka repot – repot datang kemari karena kemarin Taekwoon tidak sempat bertemu dengan mereka saat jam makan siang.

Taekwoon yang mendengar teriakan Jaehwan hanya bisa memutar matanya malas. Sedangkan Hakyeon hanya tersenyum. Ia menduga pasti mereka adalah sahabat – sahabat Taekwoon yang pernah ia ceritakan.

“Taekwoon hyung! Kenapa kemarin kau tidak menghampiri kami di meja biasa?” Tanya Jaehwan sambil duduk di atas meja Taekwoon. Sedangkan Wonshik, Hongbin dan Sanghyuk menarik kursi kosong untuk mendekat ke arah meja Taekwoon.

“Apakah aku harus melaporkan semua yang kulakukan padamu?” Tanya Taekwoon balik.

Ne. Agar aku tidak berlari seperti orang bodoh.” Jawab Jaehwan.

“Kemarin dia berlari sambil berteriak memanggil namamu, hyung. Kalau kau melihatnya kau pasti akan tertawa. Jaehwan hyung memang bodoh.” Ujar Hongbin yang kemudian tertawa. Diikuti dengan tawa Sanghyuk dan Wonshik.

“Lee Hongbin! Kau ingin kupukul?” Tanya Jaehwan dengan raut wajah kesal. Dan mengundang suara tawa yang lebih besar.

“Tapi oppa, kemana kau kemarin? Kami benar – benar mengkhawatirkanmu.” Ujar Sanghyuk.

Ne. Setelah kau menuangkan jus jeruk ke kepala Ratu Sekang yang sombong itu, aku tidak melihatmu.” Ujar Jaehwan.

Mwo?”Tanya Hakyeon tidak percaya dan dengan suara yang cukup kencang. Mengundang pandangan penuh tanda tanya dari Hongbin, Wonshik, Sanghyuk dan juga Jaehwan. Sedangkan Taekwoon hanya bisa mengusap wajahnya kasar.

Jaehwan benar – benar ember bocor.

“Taekwoon-ah, kau melakukan apa?” Tanya Hakyeon pada Taekwoon.

“Tunggu, dengarkan aku dulu.” Ujar Taekwoon. Well, Hakyeon tidak terlalu suka jika Taekwoon berlaku kasar pada seorang wanita.

Jamkkaman. Nuguseyo?” Tanya Wonshik.

“Aku belum pernah melihatmu.” Ujar Jaehwan kemudian.

“Dia Cha Hakyeon.” Ujar Taekwoon.

Mwo?!!” Teriak Jaehwan, Wonshik, Sanghyuk dan Hongbin bersamaan. Membuat perhatian semua siswa kelas 2 – 1 teralih ke arah mereka.

“Jangan berteriak. Kalian ingin seisi sekolah tahu ya?!” Tanya Taekwoon sebal. Hoobae – hoobaenya ini benar – benar tidak tahu situasi.

Mian. Tapi, kau benar – benar Cha Hakyeon?” Tanya Sanghyuk. Setahunya, Hakyeon sedang berada di Jepang.

Ne, majayo. Tapi, kalian mengenalku?” Tanya Hakyeon balik.

“Tentu saja. Taekwoon oppa tidak pernah berhenti menceritakan tentang kekasihnya yang katanya sangat cantik.” Jawab Wonshik.

“Dan harus kuakui, walaupun penampilan noona seperti itu, noona memang cantik.” Ujar Hongbin yang mendapat pukulan menyakitkan di kepalanya dari Taekwoon dan Sanghyuk.

“Yah! Kenapa kalian memukulku?” Tanya Hongbin tidak terima.

“Kau terdengar seperti om – om mesum di pinggir jalan.” Jawab Jaehwan yang kemudian mengundang tawa kecil dari Hakyeon.

“Tapi, aku ingin tahu soal Taekwoon yang menuangkan jus jeruk ke kepala Ratu Sekang.” Ujar Hakyeon tiba – tiba.

“Ah itu. Setelah Cho Seung Hee membuat seorang siswi terjatuh, Taekwoon hyung langsung memarahinya dan menuangkan jus jeruknya ke kepala Cho Seung Hee.” Ujar Jaehwan menanggapi perkataan Hakyeon.

Jeongmal?” Tanya Hakyeon tidak percaya.

Eumh! Ini pertama kalinya aku melihat Taekwoon oppa semarah itu.” Jawab Sanghyuk.

“Tapi aku penasaran, siapa siswi yang menjadi sasaran gadis sombong itu. Karena sampai sekarang belum ada yang mengenal siswi itu.” Ujar Wonshik.

“Itu Hakyeon.” Jawab Taekwoon.

Jeongmal? Woah, aku jadi ingin menjambak Cho Seunghee.” Ujar Sanghyuk.

Yah maknae! Jaga sikapmu.” Ujar Wonshik.

Ne, mian…”

“Taekwoon-ah, kita harus bicara.” Ujar Hakyeon.

Dan saat Taekwoon mendengar kata – kata Hakyeon, ia langsung menatap Hakyeon sambil menggigit bibir bawahnya. Hakyeon terlihat mengerikan.

“Hakyeon-ah, mianhae…” Ujar Taekwoon.

Hakyeon hanya menghela nafasnya. “Kita sudah pernah membicarakan tentang ini.” Lanjut Hakyeon.

“Aku tahu. Tapi untuk kali ini aku tidak bisa membiarkannya.”

“Karena dia mem-bullyku?”

Eung!”

Dan kemudian mereka terdiam. Membuat Jaehwan, Hongbin, Sanghyuk dan Wonshik yang sedari tadi memperhatikan mereka makin bingung. Mereka bertengkar?

Arasseo. Tapi lain kali jangan terlalu kasar.” Ujar Hakyeon akhirnya.

Dan Taekwoon langsung tersenyum. Inginnya memeluk dan mencium Hakyeon. Tapi ini masih di sekolah. Taekwoon jadi ingin cepat – cepat pulang.

“Ei Taekwoon hyung… Jika di depan Hakyeon noona kau jadi seperti kucing kecil yang sedang diamarahi oleh ibunya.” Ujar Jaehwan.

Dan karena kata – katanya itu, mengundang tawa dari Hongbin, Wonshik, Sanghyuk, bahkan Hakyeon. Tapi Taekwoon hanya menunjukkan wajah kesalnya.

Hari kedua tidak terlalu buruk. Tapi semoga setelah ini tidak terjadi apa – apa.

Ya, semoga.

.

.

.

To Be Continue

Diposkan pada FF ~ FanFiction, VIXX

[FanFict] My Nerdy Girl #4

My Nerdy Girl - neo

My Nerdy Girl : Please Listen To Me

.

LeoN Story

.

Author : Elizabeth Lee

.

Warning : typo, OOC, GS!Hakyeon&Wonshik&Hyuk, Bullied!Hakyeon

.

Crossposted on Wattpad

.

If you don’t like, just read, don’t bash

.

Don’t You dare to copy this fanfiction WITHOUT my permission

.

.

.

Taekwoon tidak menemukan Hakyeon dimanapun. Tasnya sudah tidak ada. Semua barang – barangnya sepertinya sudah ia bawa pergi. Ada 1 tempat yang belum Taekwoon periksa.

Apartemen mereka.

Tentu saja Taekwoon belum memeriksa tempat itu karena ini masih jam sekolah.

Baiklah, Taekwoon akan nekat. Ia tidak peduli jika ummanya akan memarahinya dan appanya akan memukulnya. Taekwoon akan membolos sekarang juga.

Taekwoon langsung merapikan barang – barangnya dan segera membawa tasnya. Ia mengabaikan tatapan aneh dari semua siswa siswi yang dilewatinya. Yang ada di pikirannya hanya kekasihnya.

Setelah sampai di bagasi tempat ia memarkirkan mobilnya, ia langsung masuk kedalam mobil dan mulai menjalankan mobilnya ke luar lingkungan sekolah.

Taekwoon benar – benar melanggar peraturan sekolah sekarang.

~0~0~0~0~

Setelah 15 menit yang mengesalkan menurut Taekwoon, ia akhirnya sampai di apartemennya dan Hakyeon. Setelah ia memarkirkan mobilnya di basement, Taekwoon langsung keluar dari mobil dan menguncinya. Ia berlari ke arah lift dan menekan tombol panah ke atas.

Setelah menunggu beberapa saat, pintu lift terbuka dan Taekwoon masuk ke dalam. Ia menekan tombol untuk menuju ke lantai 20. Setelah menunggu, pintu lift terbuka dan ia langsung berlari ke pintu apartemennya. Menekan password pintu dan kemudian masuk kedalam.

Ia melepas sepatu dengan sembarangan lalu melempar tasnya ke sofa.

Tempat pertama yang Taekwoon cari adalah dapur. Dan benar saja, Hakyeon berada di dapur sedang meminum tehnya.

Eoh, Taekwoon-ah. Kenapa kau sudah pulang?” Tanya Hakyeon sambil meletakkan cangkir tehnya ke atas meja makan.

Taekwoon yang melihat Hakyeon ada disana langsung tersenyum lega dan segera memeluk Hakyeon dengan erat.

Hakyeon yang dihadiahi dengan peluka erat langsung tersenyum hangat dan membalas pelukan Taekwoon. Ia tahu, Taekwoon pasti khawatir sekali padanya. Walaupun Taekwoon tidak langsung mengejarnya tadi, Hakyeon tahu kalau kekasihnya ini khawatir padanya.

Gwaenchana.” Ujar Hakyeon.

Taekwoon langsung melepaskan pelukannya pada Hakyeon dan menatapnya.

“Kali ini kita harus bicara.” Ujar Taekwoon yang kemudian langsung menarik Hakyeon untuk berjalan ke arah ruang keluarga.

Taekwoon langsung duduk di sofa setelah sampai di ruang keluarga. Ia juga menarik Hakyeon untuk duduk di sebelah kirinya. Masih sambil menggenggam tangan Hakyeon, Taekwoon langsung menghadap ke arah Hakyeon.

“Ini baru hari pertamamu, Hakyeon-ah. Apa kau ingin begini terus sampai kita lulus?” Tanya Taekwoon.

Ani.” Jawab Hakyeon.

“Lalu kenapa kau tetap ingin berpenampilan seperti ini?” Tanya Taekwoon lagi.

Molla. Aku hanya ingin saja.”

“Yeon-ah, kau tahu kan aku mengkhawatirkanmu?”

“Tentu saja. Aku mengenalmu sejak kau lahir.”

“Kalau begitu ubah penampilanmu seperti biasanya. Jebal.”

Hakyeon langsung tersenyum lembut. Ia langsung mengelus pipi kanan Taekwoon.

“Woon-ah, apakah dengan aku berpenampilan seperti biasa mereka akan berubah begitu saja?” Tanya Hakyeon.

“Hakyeon-ah…”

“Tunggu beberapa hari lagi. Aku hanya ingin merekam semuanya dalam otakku. Saat – saat mereka memperlakukan Cha Hakyeon dengan kesombongan mereka. Aku ingin tahu semuanya. Dan jika aku sudah cukup puas, kita kembalikan diva N.”

Jeongmal?” Tanya Taekwoon.

Eumh. Jadi bersabarlah. Aku ingin kau bersabar dan semuanya pasti akan cepat berlalu.”

Taekwoon langsung memeluk kekasihnya tersebut. Kekasihnya adalah sosok yang kuat. Dia tidak akan roboh begitu saja.

‘Aku hanya ingin yang terbaik untukmu sayang…’

.

.

.

To Be Continue

Diposkan pada DIA [GirlGroup], FF ~ FanFiction, Video, VIXX

[FanFict] My Nerdy Girl #3

My Nerdy Girl - neo.

.

.

.

.

.

My Nerdy Girl : Bad Day

.

LeoN Story

.

Author : Elizabeth Lee

.

Warning : typo, OOC, GS!Hakyeon&Wonshik&Hyuk, Bullied!Hakyeon

.

Crossposted on Wattpad

.

If you don’t like, just read, don’t bash

.

Don’t You dare to copy this fanfiction WITHOUT my permission

.

.

.

Sejak pagi Hakyeon terus saja menerima tatapan tidak terima dari gadis – gadis di kelas. Membuatnya harus menundukkan kepalanya berkali – kali. Dan itu menyusahkan. Untung saja Taekwoon duduk di sampingnya. Dan untungnya Hakyeon diberikan tempat duduk di sebelah jendela. Jadi bisa meminimalis tatapan – tatapan mengerikan yang ia dapatkan.

Dan sekarang waktunya makan siang. Hakyeon tidak yakin kalau ia bisa melewatinya dengan tenang. Karena yang pasti, tatapan merendahkan akan ia dapatkan dari seisi sekolah.

~0~0~0~0~

Apa yang hakyeon takutkan ternyata benar. Karena sekarang ia sedang mengantri untuk mendapatkan makan siangnya. Dan juga mendapatkan tatapan – tatapan merendahkan itu lagi. Lebih banyak dari para siswi karena para siswa tidak terlalu tertarik.

Taekwoon yang mengantri di belakang Hakyeon rasanya ingin memukul wajah mereka yang menatap yeojachingunya dengan tatapan seperti itu. Atau setidaknya ia ingin menarik Hakyeon untuk segera pergi dari cafeteria.

Tapi Taekwoon tahu, Hakyeon sudah pasti tidak akan menyukai idenya ini. Hakyeon benar – benar tidak ingin jika mereka terlihat dekat. Dan juga, kekasihnya ini pasti sedang kelaparan. Jadi Taekwoon hanya bisa menuruti keinginan kekasihnya itu.

Eoh, Taekwoon-ah…” Sapa ahjumma yang memang bertugas untuk memberikan jatah makanan.

Annyeonghaseyo.” Ujar Taekwoon sambil membungkukkan tubuhnya sedikit.

Hakyeon yang sedang mendapatkan makan siangnya hanya tersenyum kecil mendengar interaksi antara Taekwoon dan ahjumma itu. Ternyata Taekwoon juga bisa bersikap baik di sekolah.

“Ini milikmu.” Ujar ahjumma tersebut sambil memberikan nampan makan siangnya yang juga sudah terisi makanan. Milik Taekwoon memang selalu disiapkan terlebih dahulu. Sehingga Taekwoon bisa langsung mengambilnya.

Ahjumma, aku ingin jus jeruk. Bisa tolong ambilkan?” Tanya Taekwoon.

“Tentu saja.”

Kemudian ahjumma tersebut menunduk untuk mengambil botol jus jeruk yang berada di bawah meja.

“Ini dia.” Ujar ahjumma tersebut sambil meletakkan botol jus jeruknya.

Gamsahamnida.” Ujar Taekwoon. Yang kemudian menyusul Hakyeon yang sudah berjalan terlebih dahulu.

“Kau manis sekali Taekwoonie.” Ujar Hakyeon pada Taekwoon.

Taekwoon hanya tersenyum kecil mendengar kata – kata Hakyeon.

Saat mereka sedang berjalan mencari meja, tiba – tiba Hakyeon tersandung kaki seorang siswi yang memang sengaja melakukannya. Membuat Hakyeon tersandung dan nampan makanannya jatuh berantakan.

Hakyeon hanya bisa diam sambil menundukkan wajahnya karena semua murid Sekang High sedang menertawakannya. Akhrinya, Hakyeon langsung bangun dan berlari keluar dari cafeteria. Diiringi dengan tawa dari seluruh murid.

Taekwoon yang melihat Hakyeon berlari keluar cafeteria hanya bisa berdiri diam. Ia sebenarnya ingin mengejar Hakyeon. Tapi masih ada satu hal yang harus ia lakukan.

Taekwoon menatap ke arah siswi yang melakukan hal tadi. Ia langsung berjalan kearahnya dan meletakkan nampannya di antara gadis itu dan juga temannya yang masih tertawa.

Melihat perilaku Taekwoon, gadis itu langsung terdiam. Seisi cafeteria juga terdiam karena Taekwoon meletakkan nampannya dengan suara keras.

“Ah, aku ingat kau.” Ujar Taekwoon sambil menatap gadis yang sengaja membuat Hakyeon jatuh. Ia langsung membaca name tag gadis tersebut. Cho Seung Hee.

Lalu Taekwoon menatap ke sebelah kanan, dimana teman dari gadis itu duduk. Lalu ia menatap name tag gadis itu juga. Heo Yoo Seon.

“Aku juga ingat kau.” Ujar Taekwoon kemudian.

Kemudian Seunghee meletakkan kedua tangannya di atas meja. Seperti berusaha untuk menggoda Taekwoon.

“Tentu saja kau mengenal kami Taekwoon. Kita berada di kelas yang sama.” Ujar Seunghee sambil tersenyum menggoda. Diikuti oleh Yooseon.

“Panggil namaku sekali lagi maka kau akan ku buat kau menyesal.” Ujar Taekwoon sambil menatap tajam ke arah Seunghee.

Taekwoon tidak suka jika teman – temannya memanggil namanya dengan nama aslinya. Kecuali oleh Hakyeon, sahabat – sahabatnya, keluarga, dan juga guru – guru. Ia lebih suka dipanggil Leo.

“Ah, mian Leo-ah. Temanku itu memang sedikit bodoh.” Ujar Yooseon yang masih menatap Taekwoon dengan tatapan menggodanya itu.

“Lalu, kau pikir kau jenius karena menertawakan Hakyeon?” Tanya Taekwoon pada Yooseon. Membuat Yooseon berhenti tersenyum.

“Dia pantas mendapatkannya, Leo. Lihat saja penampilan gadis itu. Aku tidak mengerti bagaimana dia bisa masuk ke Sekang.” Ujar Seunghee.

“Harusnya aku bertanya padamu. Bagaimana bisa kau masuk Sekang?”

Dan pertanyaan Taekwoon membuat beberapa siswa dan siswi terkesiap. Bagaimana mungkin Taekwoon berkata seperti itu pada siswi tercantik di Sekang?

Neo–”

“Belum. Aku belum selesai.” Ujar Taekwoon. “Aku ingat kau sekarang. Jelas sekali. Kau yang membuat Hakyeon tersandung tadi pagi kan? Tentu saja. Untuk apa aku bertanya padamu. Bodoh sekali.” Lanjut Taekwoon yang kemudian tertawa meremehkan.

“Leo, kau kasar sekali.” Ujar Yooseon. Ia tidak terima dengan pertanyaan dan pernyataan Taekwoon pada sahabatnya itu.

“Kasar? Ini baru kasar.”

Taekwoon langsung mengambil botol jus jeruknya dan membukanya. Kemudian ia menuangkan isinya pada Seunghee. Membuat semua siswa dan siswi yang melihatnya terkesiap. Bahkan sampai ada yang berteriak tidak percaya. Sedangkan Seunghee, ia hanya bisa terdiam menahan amarah.

“Kau coba lakukan hal memalukan seperti tadi pada Hakyeon lagi, kubuat masa – masa sekolahmu di Sekang menjadi mengerikan.”

Setelah itu, Taekwoon langsung meletakkan botol beserta tutupnya tadi di atas meja tersebut dan meninggalkan mereka. Tanpa ingin membawa nampannya. Ia sudah kehilangan nafsu makan. Dan ia harus mencari Hakyeon sekarang.

‘Ini baru awal. Aku akan membuat kalian semua menyesal.’

.

.

.

To be continue

Diposkan pada Angry Mom (Drama), BTOB, FF ~ FanFiction, Jisoo, Who Are You : School 2015 (Drama)

[Fanfic] After Who Are You : School 2015 [Go Bokdong x Gong Taekwang] #2

after who are you #1

After Who Are You : School 2015

.

Chapter 2

.

Don’t Like, Don’t Read!!

.

Don’t copy WITHOUT my permission!

.

Crossposted On Wattpad

.

.

.

Setelah memasukkan handphonenya ke kantong celananya. Bokdong langsung membalikkan tubuhnya dan menatap Taekwang yang tertidur lelap. Ia berniat untuk membangunkannya. Dan sepertinya itu akan menjadi hal yang sulit.

Seingatnya dulu, Taekwang sangat sulit untuk dibangunkan. Hal yang sangat menyebalkan baginya dulu.

Bokdong mulai mengangkat tangan kanannya dan menusuk pipi kiri Taekwang pelan. Taekwang memang tertidur dengan menggunakan tangan kanannya sebagai tumpuan.

“Sungjae-ah…” Panggil Bokdong sambil menusuk pipi Taekwang berkali – kali.

“Sungjae-ah…” Panggil Bokdong kembali.

Benar – benar Gong Taekwang ini. Menyusahkan.

~0~0~0~0~

Taekwang yang merasakan pipinya ditusuk dengan jari berkali – kali merasa terganggu.

Yang benar saja. Siapa yang berani mengganggu macan tidur?

“Uri Sungjae… Ayo bangun…”

Taekwang yang mendengar nama panggilan tersebut langsung membuka matanya lebar dan menegakkan tubuhnya. Namun, ia menyesalinya karena kepalanya langsung pusing.

“Akhirnya…” Ujar suara namja di depannya.

Taekwang langsung mengerjapkan matanya berkali – kali dan menatap namja di depannya.

‘Siapa namja ini? Berani sekali dia mengganggu tidurku.’ Batin Taekwang.

“Nugu?” Tanya Taekwang ketus.

“Ah… Kau tidak mengenalku, Sungjae-ah?” Ujar Namja tersebut.

“Kau siapa? Kenapa memanggilku dengan nama itu?!” Tanya Taekwang yang semakin sebal. Namja di depannya ini benar – benar tidak memberinya jawaban.

“Aku Go Bok Dong. Apa kau lupa?” Tanya namja tersebut yang ternyata adalah Bokdong.

‘Aku seperti pernah mendengar nama itu…’ Batin Taekwang.

‘Tunggu dulu… Jangan – jangan dia…’

“Ji Soo?” Tanya Taekwang.

“Ah… Kupikir kau melupakanku… Annyeong Sungjae-ah. Kita bertemu lagi.” Ujar Bokdong.

Taekwang melotot tak percaya. Namja di depannya ini, benar – benar Go Bok Dong? Jisoo-nya?

“Sungjae-ah, jangan melotot begitu. Matamu bisa keluar nanti.” Ujar Bokdong yang langsung tertawa.

“Babo!” Ujar Taekwang sambil mendorong dahi Bokdong dengan tangannya.

“Gong Taekwang!” Panggil Yi Ahn.

Taekwang yang mendengar Yi Ahn memanggilnya langsung menolehkan kepalanya ke sebelah kiri dengan malas.

“Mwo?!” Tanya Taekwang sebal.

“Ini hari pertamanya dan kau malah mulai mem-bullynya.” Ujar Yi Ahn.

“Bully? Yang benar saja.” Sungut Taekwang.

“Kalau aku membullynya, kau mau apa?” Tanya Taekwang.

“Aish anak  ini.” Ujar Yi Ahn yang mulai sebal.

“Sungjae-ah.” Ujar Bokdong sambil menyentuh kedua pipi Taekwang dan mengarahkannya untuk menatap dirinya.

Taekwang hanya bisa menunjukkan ekspresi bingungnya saat ini. Dan ekspresi tersebut membuat Bokdong tertawa. Ia langung mengacak – acak rambut Taekwang dengan tangan kanannya. Membuat Taekwang merengut sebal dan Yi Ahn yang menatapnya tak percaya.

“Kau tidak berubah.” Ujar Bok Dong.

“Untuk apa aku berubah. Kamu tuh yang berubah. Kau pikir aku tidak tahu kelakuanmu di Busan selama ini?” Balas Taekwang sebal.

“Kalian, saling mengenal?” Tanya Yi Ahn bingung.

Bokdong langsung menurunkan tangannya dari kepala Taekwang dan mulai menatap Yi Ahn.

“Aku teman kecilnya.” Jawab Bokdong.

“Benarkah? Aku tak percaya. Mana mungkin Taekwang memiliki teman sepertimu.” Ujar Yi Ahn.

“Aish! Saekki-ya!” Teriak Taekwang tak terima.

Sedangkan Bokdong, ia hanya tertawa melihat Taekwang yang secara tidak langsung di bully oleh temannya sendiri.

‘Aku akan mencoba menyukai tempat ini, Sangtae-ah.’

~0~0~0~0~

Jam makan siang sudah tiba dan Taekwang berencana untuk pergi ke kantin. Mengambil jatah makannya tentu saja. Dan sepertinya dia melupakan Bokdong.

Buktinya, ia sudah berjalan keluar kelas melalui pintu belakang tanpa menunggu Bokdong terlebih dahulu.

Bokdong yang menyadari bahwa Taekwang pergi langsung saja berdiri dari kursinya dan berlari kecil untuk menghampiri Taekwang.

“Gong Taekwang! Kenapa meninggalkanku? Kau jahat sekali…” Ujar Bokdong sambil merangkul bahu Taekwang. Mengagetkan saja.

“Ahhh… Aku lupa kalau kau ada disini.” Balas Taekwang.

“Jahatnya….”

“Berhenti merajuk!” Ujar Taekwang kesal.

“Tidak apakan selama itu kau?”

“Apa – apaan dengan kata – katamu?!”

Dan Bokdong hanya tertawa melihat reaksi Taekwang. Sahabatnya ini benar – benar lucu.

~0~0~0~0~

Taekwang dan Bokdong sudah membawa nampan mereka masing – masing. Mereka sedang berjalan untuk mencari meja yang kosong.

“Biasanya kau duduk dengan siapa?” Tanya Bokdong.

“Biasanya dengan Lee– maksudku Go Eunbi. Nah itu dia.”

Taekwang langsung berjalan lebih dulu dari Bokdong. Sepertinya ia terlalu bersemangat karena melihat Eunbi. Sehingga melupakan Bokdong lagi.

“Aku ditinggalkan. Lagi.” Ujar Bokdong yang langsung menghela nafas.

Taekwang yang memang tidak peduli dengan sekitar, langsung saja duduk di sebelah Shijin. Inginnya duduk di sebelah Eunbi. Tapi sudah ada Yi Ahn. Jadi ia duduk di sebelah Shijin, yang kebetulan duduk di hadapan Eunbi.

“Ya Gong Taekwang! Kenapa kau duduk disini?!” Tanya Shijin tak senang. Ia memang tidak menyukai Taekwang sejak beberapa minggu yang lalu.

Taekwang hanya menatap malas ke arah Shijin dan mulai memakan makanannya. Eunbi dan Yi Ahn hanya tertawa kecil melihat pertengkaran yang selalu terjadi setiap hari.

Tapi tak berapa lama, Taekwang bergumam dengan keras dan mengusap kepalanya yang kesakitan. Taekwang yang tidak terima langsung menatap ke kanan untuk melihat siapa yang memukulnya.

‘Oh! Aku melupakan Bokdong lagi… Sial!’ Batin Taekwang.

Bokdong hanya menatap ke arah Taekwang dengan malas dan langsung duduk di meja yang sama, namun berjarak 2 kursi dari Taekwang. Taekwang merasa bersalah sekarang. Ia tidak bermaksud meninggalkan Bokdong.

Bokdong sebenarnya tidak marah. Ia hanya kesal saja pada Taekwang. Sahabatnya itu seperti melupakan dirinya.

Bokdong yang sudah duduk di meja tidak langsung memakan makanannya. Ia mengeluarkan handphonenya dari saku celananya dan membuka kunci handphonenya. Ia ke bagian kontak untuk mencari nama Hong Sang Tae. Setelah menemukannya, ia menekan ikon panggilan. Dan ia menunggu Sang Tae mengangkat telponnya sambil mengambil sumpit dan memakan makanannya sedikit.

‘Yeoboseyo.’

“Sang Tae-ah…” Ujar Bokdong.

‘Wae? Kau merindukanku eoh? Kenapa kau selalu menelponku?’

“Kau sedang apa?” Tanya Bokdong.

‘Makan siang tentu saja.’

“Bersama Ah Ran?”

‘Tidak, Ah Ran tidak masuk hari ini. Ia sedang sakit.’

“Ah.. Aku akan menelpon Ah Ran nanti.” Ujar Bokdong sambil mulai memakan makanannya.

‘Kau kenapa sih?’

“Tidak…”

‘Kenapa kau masih menyimpan sifat jelekmu itu sih? Cepat katakan ada apa!’

“Kau perhatian sekali denganku. Kau menyukaiku ya?” Tanya Bokdong dengan nada bercandanya.

‘Go Bokdong!’

Bokdong yang mendengar suara Sangtae yang seperti itu langsung tertawa. Menyenangkan bisa menggoda seorang Hong Sangtae.

Sedangkan Taekwang yang mendengar pembicaraan Bokdong dengan seseorang yang entah siapa itu, Taekwang tidak peduli, hanya bisa menggerutu sambil melanjutkan makannya. Ia kesal karena Bokdong lebih memilih berbicara dengan temannya dari pada mengajaknya bicara. Memang ini juga salah Taekwang sih. Ia meninggalkan Bokdong begitu saja. Pasti Bokdong juga kesal terhadapnya.

Eunbi sedari tadi juga memperhatikan tingkah laku Taekwang. Sebenarnya Eunbi ingin menanyakan perihal tingkah laku Taekwang. Tapi ia hanya ingin melihatnya dulu. Karena jika ia langsung bertanya, Yi Ahn pasti memarahinya.

Eunbi menghela nafas dalam hati. Sulit ternyata memiliki seorang kekasih.

Kembali pada Taekwang. Ia masih memakan makan siangnya dengan gerakannya yang agak kasar. Untungnya Shijin tidak memperdulikan tingkah laku abnormal Taekwang.

Sedangkan Bokdong, ia masih berbicara dengan Sangtae. 2 hari tidak bertemu ternyata membuatnya merindukan Sangtae.

“Sangtae-ah, aku bertemu dengan temanku saat aku masih kecil.” Ujar Bokdong.

‘Jeongmal? Baguslah kalau begitu. Jadi kau tidak akan kesepian disana.’

“Masalahnya, sepertinya ia melupakanku. Dia selalu meninggalkanku. Padahal aku belum hapal dengan sekolah ini.”

Saat Taekwang mendengar kata – kata Bokdong, ia langsung menggeser nampannya ke sebelah Bokdong. Ia juga menggeser tempat duduknya.

Melihat tingkah laku Taekwang, Shijin, Eunbi dan Yi Ahn hanya bisa mentapnya heran. Mereka pikir, Taekwang sedang kerasukan. Karena mereka melihat Taekwang tersenyum tidak enak pada Bokdong dan seperti berusaha merayu Bokdong. Dasar playboy.

“Bokdong-ah…” Panggil Taekwang. Tapi Bokdong tidak memperdulikan Taekwang. Ia terus saja berbicara dengan Sangtae.

“Ya! Jisoo-ah…” Kali ini dengan nama kecilnya disertai dengan nada bicaranya yang memelas.

Bokdong yang mendengarnya hanya bisa menghela nafas.

‘Bokdong-ah, sepertinya temanmu itu sudah menyadari kesalahannya. Lebih baik aku pergi. Wang Junghee memintaku untuk mengajarinya matematika.’

“Baiklah, sampaikan salamku pada Ahran nanti.” Ujar Bokdong.

Dan setelahnya Bokdong langsung memutus sambungan telepon dengan Sangtae.

“Apa maumu, Gong Taekwang?” Tanya Bokdong pada Taekwang sambil melanjutkan makannya tanpa menatap Taekwang.

“Bokdong-ah… mianhae…” Ujar Taekwang sambil menunduk.

“Habiskan makananmu. Nanti kau sakit. Apa kau tidak sadar kalau tubuhmu kurus sekali? Apa saja yang kau lakukan di Seoul? Benar – benar…”

Mendengar ocehan Bokdong, Taekwang langsung tersenyum lebar dan melanjutkan makannya. Ia tahu, jika Bokdong menghawatirkan dirinya setelah ia meminta maaf, Bokdong pasti memaafkannya.

“Kau yang terbaik, Bokdong-ah!” Ujar Taekwang sambil tersenyum lebar ke arah Bokdong. Tapi karena di mulutnya masih ada makanan, pipinya jadi terlihat menggembung lucu.

Dan Bokdong yang melihat Taekwang hanya bisa tersenyum menyembunyikan tawanya.

Eunbi yang sedari tadi menatap mereka jadi semakin penasaran.

‘Siapa Go Bokdong sebenarnya? Kenapa ia bisa membuat Taekwang bahagia seperti itu?’

.

.

.

To Be Continue

Diposkan pada DIA [GirlGroup], FF ~ FanFiction, VIXX

[FanFic] My Nerdy Girl #2 [Leo & N VIXX]

My Nerdy Girl - neo

My Nerdy Girl : Rough Day

.

LeoN Story

.

Author : Elizabeth Lee

.

Warning : typo, OOC, GS!Hakyeon&Wonshik&Hyuk, Bullied!Hakyeon

.

Crossposted on Wattpad

.

If you don’t like, just read, don’t bash

.

Don’t You dare to copy this fanfiction WITHOUT my permission

.

.

.

Hakyeon sudah berada di kelas 2 – 1. Dan ia merasa bahwa hari – harinya di Sekang akan sangat kelam.

Tatapan mencemooh yang diberikan oleh teman – teman barunya membuat Hakyeon agak bergidik ngeri. Tapi ia sudah membuat keputusan. Keputusan yang semoga saja tidak akan ia sesali.

Yaedul-ah, kita kedatangan seorang siswi baru. Perkenalkan dirimu.” Ujar Kim seonsaengnim, yang mulai hari ini akan menjadi wali kelasnya.

“Cha Hakyeon imnida. Bangapsemnida.” Ujar Hakyeon yang setelah itu membungkukkan tubuhnya. Sedari tadi, yang ia lakukan hanyalah menunduk. Mendalami perannya sebagai seorang nerd.

“Nah Hakyeon-ah, kau bisa duduk di sebelah Lee Min-”

“Dia duduk denganku.” Ujar Taekwoon memotong kata – kata Kim seonsaengnim tiba – tiba.

Dan seisi kelas yang mendengar kata – kata Taekwoon memandangnya dengan tatapan kaget dan juga heran. Pasalnya, Taekwoon tidak pernah membagi kursinya dengan siapapun sejak kelas 1.

“Baiklah, kau duduk di sebelah Taekwoon.” Ujar Kim seonsaengnim.

“Ne, gamsahamnida.” Ujar Hakyeon sambil membungkukkan badannya ke arah Kim seonsaengnim.

Selama berjalan menuju kursinya, Hakyeon hanya bisa menundukkan kepalanya. Merasakan tatapan – tatapan mencemooh, mendengar kata – kata yang tidak pantas dikeluarkan oleh anak – anak SMA seperti mereka. Tapi Hakyeon hanya diam.

Taekwoon juga hanya diam. Ia sebenarnya ingin sekali menghajar teman – temannya itu. Mendengar kata – kata dan tatapan mereka membuat Taekwoon harus benar – benar menahan emosinya.

Taekwoon hanya bisa berdiri dari kursinya dan pindah ke sisi sebelahnya. Membiarkan Hakyeon untuk duduk disebelah jendela. Tapi sesuatu yang tak ia inginkan terjadi.

Hakyeon tiba – tiba tersandung karena kaki siswi ber-name tag Cho Seung Hee. Atau mungkin disengaja oleh siswi tersebut.

Dan melihat Hakyeon yang sebentar lagi akan terjatuh, Taekwoon dengan sigap memeluk tubuh Hakyeon. Ia hanya menatap marah pada Cho Seunghee yang juga sedang menatap ke arah mereka kaget.

What the hell are you doing?!” Tanya Taekwoon dengan pandangan menusuknya.

Sedangkan yang ditanya hanya bisa menatap takut – takut pada Taekwoon.

“A-Aku hanya…”

“Taek, sudahlah…” Bisik Hakyeon pada Taekwoon.

Hakyeon kemudian melepaskan pelukan Taekwoon dengan perlahan dan kemudian membungkukkan tubuhnya.

Gamsahamnida, Taekwoon-ssi.” Ujar Hakyeon.

Hakyeon kemudian memutar tubuhnya untuk menghadap ke arah Kim seonsaengnim.

Chwesonghaeyo, seonsaengnim” Ujar Hakyeon lagi sambil membungkukkan tubuhnya.

Hakyeon kemudian berjalan ke kursi di sebelah jendela. Ia langsung duduk disana.

Taekwoon juga mengikuti apa yang Hakyeon lakukan sambil tetap menatap tajam ke arah siapapun yang berani menatap kekasihnya tersebut.

Taekwoon kemudian menggenggam tangan kanan Hakyeon yang berada di pangkuannya. Ia menggenggamnya erat, seakan memberikan kekuatannya pada Hakyeon agar tetap kuat.

‘Kau harus bersabar sayang. Semua ini akan segera berlalu.’

.

.

.

To be continue